Siaran stasiun radio pemerintah Chekoslavia menjelang dan saat invasi terjadi terekam dan tersimpan sebagai arsip sejarah.
Bagi banyak warga Cheko yang sudah cukup umur untuk pada tahun 1968, suara rekaman pengumuman radio sudah cukup untuk membangkitkan lagi perasaan takut yang mencekam mereka sekitar 40 tahun silam.
Menjelang pukul 2 diini hari 21 Agustus 1968, Radio Czekoslovakia mengumumkan, pasukan Pakta Warsama telah menerobos perbatasan negara di Eropa Tengah ini.
Dalam beberapa jam dan hari berikutnya, siaran radio tidak ubah menjadi satu-satunya sarana untuk mengetahui peristiwa yang tengah menimpa negara mereka.
Pembaca berita mengudara untuk menyampaikan imbauan agar warga tidak melawan pasukan pendudukan pimpinan UniSoviet, sementara pertempuran sengit tengah berlangsung di luar studio untuk memperebutkan kendali atas pusat penyiaran yang berlangsung di kota di kota Praha.
Rekaman siaran radio Cheko ini juga menyegarkan kembali ingatan seorang saksi sejarah, Bismo Gondokusumo. Saat pasukan Rusia menyerbu, Bismo, berusia 27 tahun dan baru saja merampungkan program master di salah satu universitas di Praha.
Empat puluh tahun sudah berlalu sejak mesin perang Pakta Warsawa menyerbu Praha. Namun, bagi banyak saksi sejarah, termasuk Bismo GondoKusumo, semuanya seolah belum lama terjadi.
Bagi Pemerintah Republik Cheko dan banyak warga, khususnya generasi yang menyaksikan langsung invasi, peristiwa tahun 1968 itu tidak boleh dilupakan.
'Paling traumatis'
Bermacam acara digelar, mulai dari upacara mengenang korban yang jatuh, hingga pameran foto, untuk mengingat kembali peristiwa paling traumatis pasca perang dunia II dalam sejarah Cheko.
Tentara Merah Rusia memang pernah disambut dengan senyum dan bunga di Praha setelah berjasa menamatkan pendudukan Nazi Jerman pada Mei 1945. Namun, pada Agustus 1968, serdadu Rusia harus berhadapan dengan massa warga Praha yang marah.
Semua ini terekam dalam foto jurnalistik, yang sebagian masih berteknologi hitam putih, seperti yang bisa disaksikan publik dewasa ini.
Bagaimana pula warga Cheko melihat Rusia dewasa ini, khususnya
mengingat aksi militer negara itu baru-baru ini di Georgia? Rusia melindungi melindungi kepentinganya, kata seorang pria warga Cheko kepada BBC.
Pada tahun 1968, demikian katanya, orang Rusia menyangka demokrasi di Czechoslovakia akan mendatangkan demokrasi di seluruh negara anggota Pakta warsawa, sedangkan kini, Rusia hanya berniat melindungi jaringan pipa minyaknya, tambahnya.
Sedangkan, seorang pria lain mengatakan, dia tidak sependapat bahwa bangsa Cheko perlu takut terhadap Rusia.
Namun, menteri luar negeri Amerika Condoleeza Rice sempat membandingkan nasib Georgia tahun 2008 dengan perlakukan yang diterima oleh Cheko 40 tahun silam.
Dan, seorang pakar Rusia spesialis kajian dunia timur, Lyudmila Fyodorovna Pakhomova, mengatakan pendapat Amerika itu tidak adil.
Banyak orang Cheko sekali pun sependapat dengan Lyudmila Fyodorovna Pakhomova.
Banyak politisi di Praha, termasuk presiden mereka, serta merta menampik pandangan pejabat Amerika tadi, kata Bismo Gondokusumo.
Meski demikian, sebagian tokoh lain sependapat dengan pandangan Menlu AS yang melihat persamaan antara krisis Gergia dan invasi terhadap Praha tahun 1968.