Agustus 25, 2009

FTA ASEAN-CHINA; Indonesia Punya Peluang Emas

Selasa, 25 Agustus 2009 | 04:18 WIB

Jakarta, Kompas - Kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-China seharusnya bisa menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk memasuki pasar China. Kesepakatan perdagangan bebas itu dilaksanakan mulai Januari 2010.

Menurut Duta Besar China untuk Indonesia Zhang Qiyue, dengan kesepakatan perdagangan bebas (FTA) itu, bea masuk untuk lebih dari 7.000 komoditas akan diturunkan menjadi nol persen.

”Ini akan sangat membantu komoditas Indonesia untuk mengakses pasar China,” kata Zhang dalam Forum Ekonomi China-Indonesia di Jakarta, Senin (24/8). Zhang hadir bersama delegasi China yang terdiri dari 100 pengusaha dan 20 pejabat pemerintahan China, dipimpin Gubernur Provinsi Henan Guo Gengmao.

Dalam kesempatan itu ditandatangani kesepakatan kerja sama keilmuan dan teknologi antara Departemen Perindustrian dan Provinsi Henan. Kerja sama itu antara PT Mandan Steel dan Zhengzhou Yongtong Steel, dengan nilai investasi 64 juta dollar AS.

Saat krisis ekonomi dunia, ekonomi China dan Indonesia tetap tumbuh positif. Ini, kata Zhang, titik terang untuk memperdalam hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral.

Tahun 2008 nilai perdagangan Indonesia-China mencapai 31,5 miliar dollar AS, tertinggi selama ini. Jumlah tersebut melebihi target yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2010, yaitu 30 miliar dollar AS.

Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengakui, China telah siap dengan implementasi FTA. Untuk industri tekstil, misalnya, China bukan hanya produsen terbesar di dunia, tetapi juga industri yang efisien. China menguasai industri tekstil dari hulu hingga hilir. ”Kompetisi berat sekali bagi Indonesia, terlebih di tekstil. Saat ini kita baru mulai melakukan restrukturisasi permesinan tekstil,” ujarnya.

Dubes RI untuk China Sudrajat mengatakan, China terbuka terhadap implementasi FTA ASEAN-China. ”Persoalan kini pada ketidaksiapan industri di negara- negara ASEAN,” ujarnya. (OSA)