Juni 22, 2009

Indonesia Tanpa Gelar Lagi

Indonesia Tanpa Gelar Lagi
Sukses Pertama Saina Nehwal di "Super Series"
Senin, 22 Juni 2009 | 04:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Indonesia kembali harus menelan hasil pahit pada Djarum Indonesia Open Super Series 2009. Taufik Hidayat, satu-satunya harapan terakhir tuan rumah, dikalahkan unggulan pertama Lee Chong Wei, 21-9, 21-14, pada laga final di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (21/6).

Hasil ini mengulang hasil tuan rumah pada Indonesia Terbuka 2007, pertama kali turnamen bulu tangkis tahunan terbesar di Tanah Air ini masuk agenda super series. Dengan demikian, sejak Indonesia Terbuka digelar tahun 1982, pebulu tangkis tuan rumah selalu mendulang gelar kecuali tahun 2007 dan 2009.

Tahun lalu, pemain pelatnas Cipayung masih bisa membawa pulang dua gelar dari Sony Dwi Kuncoro di tunggal putra dan Vita Marissa/Liliyana Natsir di ganda putri.

Hasil terbaik pemain pelatnas kali ini adalah semifinal di tunggal dan ganda putra. Sony gagal mempertahankan gelar karena dikalahkan Taufik, sedangkan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan menyerah pada pasangan Korea Selatan, Jung Jae-sung/Lee Yong-dae, yang akhirnya menjadi juara.

Hal ini juga berarti dari enam turnamen super series tahun ini, Indonesia baru meraih satu gelar dari ganda campuran Nova Widianto/Liliyanan Natsir di Malaysia Super Series.

Menanggapi hasil tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Djoko Santoso berjanji melakukan evaluasi menyeluruh. ”Apa pun hasilnya harus diterima dengan jiwa besar. Ini menjadi tantangan bagi PBSI untuk evaluasi,” ujar Djoko.

Djoko seperti dikutip Antara menilai turnamen yang berlangsung 16-21 Juni itu berjalan dengan baik, tetapi prihatin dengan prestasi atlet Indonesia. ”Atlet-atlet telah bermain dengan sebaik-baiknya, tetapi ternyata lawan lebih baik,” k a t a ny a . Djoko yang juga Panglima TNI mengatakan, beberapa hal yang harus dievaluasi adalah masalah kesehatan, fisik, mental, teknik permainan, dan manajemen.

Cepat

Duel yang dinantikan publik Istora antara Taufik dan Lee Chong Wei berakhir cepat dalam 31 menit, partai tercepat dari lima nomor final. Chong Wei yang merupakan pemain Malaysia tidak terpengaruh cemoohan penonton dan bermain tenang melawan Taufik. Setelah unggul 12-9 di game pertama, Chong Wei merebut sembilan angka berturut-turut untuk mengakhirinya.

Chong Wei tetap bermain efektif di game kedua. Meski Taufik meraih lebih banyak angka, pertahanan Chong Wei tetap sulit ditembus. Dengan satu smes menyilang, pemain Malaysia ini memetik gelar super series ketiganya tahun ini setelah Malaysia dan Swiss Super Series.

”Saya tidak pernah menduga bisa menang dari Taufik karena dia bermain baik saat melawan Peter Gade dan Sony,” kata Chong Wei yang untuk kedua kalinya menjadi juara Indonesia Super Series setelah sebelumnya meraih gelar tahun 2007.

Sementara itu, Taufik yang juga kalah dari Chong Wei pada dua pertemuan tahun ini, di All England dan Swiss Super Series, hanya bisa mengakui keunggulan lawannya yang merupakan pemain nomor satu dunia tersebut. ”Pakai strategi apa pun, dia bisa mengantisipasi,” kata Taufi k.

Malaysia menjadi tim tersukses dengan membawa pulang dua gelar. Satu lagi dipersembahkan ganda putri nomor satu dunia, Chin Eei Hui/Wong Pei Tty, yang mengalahkan unggulan kedua Cheng Shu/Zhao Yunlei (China), 21-16, 21-16.

Sementara China, kekuatan bulu tangkis dunia yang meloloskan pemain di empat final, hanya membawa pulang satu gelar dari ganda campuran. Pasangan baru yang langsung melejit ke papan atas, Zheng Bo/Ma Jin, menundukkan unggulan kedua asal Korsel, Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung, 21-17, 8-21, 21-16.

Ini adalah sukses ketiga berturut-turut Zheng/Ma setelah menjuarai Swiss dan Singapura Super Series. Zheng juga sukses mempertahankan gelarnya tahun lalu yang diraih bersama pemain kawakan Gao Ling.

”Ini kemenangan penting bagi persiapan kami ke Kejuaraan Dunia. Setelah Gao mundur, saya lebih banyak membimbing Ma Jin agar bisa menerobos persaingan dunia. Mungkin karena kami pasangan baru, banyak lawan belum paham permainan kami,” ujar Zheng.

Gagal di ganda campuran, Lee Yong-dae tampil luar biasa berpasangan dengan Jung Jae-sung untuk memenangi ganda putra. Tajam saat menyerang, kokoh dalam bertahan, duet Korsel ini menundukkan ganda China, Cai Yun/Fu Haifeng, 21-15, 21-18.

”Setelah kemenangan di game pertama kami lebih percaya diri. Mereka bermain terlalu cepat sehingga banyak membuat kesalahan. Final ini ternyata tidak sesulit yang kami bayangkan,” ujar Yong-dae.

Bintang sesungguhnya di hari terakhir adalah tunggal putri India, Saina Nehwal. Pemain belia ini menerobos dominasi pemain putri China dengan merebut gelar super series-nya yang pertama. Nehwal menundukkan unggulan ketiga asal China, Wang Lin, 12-21, 21-18, 21-9.

Sempat terlihat gugup di game pertama, Nehwal mulai menemukan bentuk permainan di dua game berikutnya. Ketika smes kerasnya tak mampu dikembalikan Wang Lin dalam kedudukan match point, 20-9, di game ketiga, Nehwal melompat gembira kemudian menutup wajahnya dengan tangan. (IYA/WAS)