InProgress, JAKARTA: Rontoknya harga saham emiten Grup Bakrie membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia kemarin tertekan semakin dalam.
Indeks saham bahkan menembus level psikologis baru ke posisi 1.885,04, mendekati level terendah sejak April 2007.
IHSG kemarin ditutup melemah lagi 73,71 poin atau 3,76% ke posisi 1.885,05. Posisi ini lebih rendah dibandingkan dengan penutupan Rabu.
Seluruh saham perusahaan milik keluarga Bakrie melemah seiring dengan tren penurunan harga komoditas dan dugaan spekulasi aksi jual paksa (forced sell) jaminan saham pemodal yang terkena margin call.
Margin call adalah kewajiban peminjam dana menambah nilai jaminan saham ke rekening broker ketika saham yang dibeli dengan utang tersebut mengalami kejatuhan harga di bawah batas yang disepakati.
"Koreksi kemarin bisa dilihat dari dua sisi, yakni fenomena Grup Bakrie dan kejatuhan harga saham sektor komoditas. Dua isu ini bekerja sama menciptakan sentimen negatif di bursa saham Indonesia," tutur Manajer Investasi PT NISP Sekuritas Siswa Rizali, kemarin.
Direktur Penjualan PT Samuel Sekuritas Indonesia Kelvin Long, seperti dikutip Bloomberg, berpendapat anjloknya harga saham Bumi ke posisi terendah dalam 11 bulan terakhir terjadi karena broker menjual saham yang dipakai sebagai jaminan untuk memangkas kerugian transaksi margin.
Seorang analis dari broker asing mengatakan penurunan harga saham Bumi tidak semata-mata karena margin call, tetapi juga diperburuk oleh aksi jual paksa hedge fund yang bermasalah, dan akibat obligasi tukar yang banyak dikonversi pada harga Rp3.250.
Hingga berita ini diturunkan, Dileep Srivastava, Direktur Bakrie & Brothers sekaligus Senior Vice President Investor Relations Bumi Resources, tidak merespons pertanyaan mengenai penurunan harga saham Bumi dan Bakrie & Brothers.
Kapitalisasi pasar gabungan emiten Grup Bakrie mencapai Rp103,27 triliun. Padahal, beberapa bulan lalu ketika harga saham tiap-tiap emiten Grup Bakrie mencapai level puncak, kapitalisasi pasar gabungan Rp290,74 triliun. Itu berarti kapitalisasi pasar kelompok usaha itu kini tergerus 64,48% atau Rp187,47 triliun.
JP Morgan Securities kemarin menjadi broker jual bersih terbesar saham Bumi dengan melepas 53,88 juta saham bernilai Rp193,86 miliar. JP Morgan Chase Bank merupakan kreditor yang mengucurkan utang US$150 juta kepada Bakrie & Brothers dengan jaminan saham perusahaan publik miliknya.
Jaminan menyusut
Berdasarkan laporan keuangan Bakrie & Brothers per Juni 2008, perusahaan induk itu pada 30 Juni 2008 menjaminkan 3,74 miliar saham Bumi, 4,46 miliar saham Energi Mega, dan 3,79 miliar saham Bakrieland untuk meraih utang jangka pendek US$1,09 miliar (setara Rp10,13 triliun) dari Odickson Finance SA.
Utang itu, yang berbunga 8,5% per tahun, digunakan untuk melunasi sisa pembayaran atas akuisisi saham Bumi, Energi, dan Bakrieland. Namun, laporan keuangan itu tidak menjelaskan mengenai berapa harga saham itu saat dijaminkan dan batas minimal nilai jaminan saham yang diperbolehkan dalam perjanjian utang tersebut.
Apabila dihitung dengan asumsi harga Bumi, Energi, dan Bakrieland pada 30 Juni, nilai jaminan saham itu Rp36,47 triliun. Ini merupakan 3,6 kali lebih besar dibandingkan dengan utang yang diterima Bakrie & Brothers.
Jika dikalkulasi dengan harga penurupan kemarin, nilai jaminan ketiga saham itu saat ini menyusut menjadi Rp16,59 triliun. (wisnu.wijaya@bisnis.co.id)
Reportase: 23/Arif Gunawan S./Lutfi Zaenudin/Pudji Lestari)
Oleh Wisnu Wijaya
Bisnis Indonesia