September 26, 2008

Pendukung Rizieq dan Aliansi Bentrok


Terjadi kejar-kejaran sampai ke luar kompleks pengadilan

JAKARTA - Keributan terjadi di depan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kemarin siang ketika berlangsung sidang atas Rizieq Shihab, terdakwa perkara penyerangan terhadap massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Monas pada 1 Juni 2008.

Insiden itu melibatkan puluhan anggota Front Pembela Islam dan massa Aliansi. "Kami menyerang karena diprovokasi," kata aktivis Front, Sultan, di tempat kejadian. Ia menuding provokasi dilakukan massa Aliansi. Sultan pun mengaku melihat aktivis Aliansi, Muhammad Guntur Romli, melempar batu ke arah kelompoknya.

Akibatnya, tiga aktivis Front terluka karena sabetan senjata tajam. Pengacara Front, Novianto, menuding pelaku pembacokan berseragam Barisan Serbaguna (Banser) dari organisasi kemasyarakatan Anshor Nahdlatul Ulama. "Orang-orang berseragam itu datang bersama anggota Aliansi," ucapnya di Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Ia mendampingi para korban terluka dan seorang korban intimidasi, yakni Tomy Krisnapati, Ahmad Junaedi, Eko Widyanto, dan Ali. Tomy, Ahmad, dan Eko terluka di wajah, tangan, dan telinga. "Mereka menyerbu dengan senjata tajam," ucap Tomy. Novianto membawa barang bukti kaus oblong seragam Banser yang tercecer di lokasi kejadian. Adapun Ali mengadukan Guntur atas tindakan pengancaman.

Aliansi membantah disebut sebagai biang kerok tawuran dan membawa senjata tajam. "Saya dikeroyok," kata Ardiansyah, anggota Banser Anshor, dalam keterangan pers di kantor pusat Nahdlatul Ulama kemarin. Kepalanya bocor dan tangan kirinya sobek disabet senjata tajam di depan gedung Pelni, Jalan Gajah Mada, sekitar 300 meter dari pengadilan.

Nong Darol Mahmada, aktivis Aliansi, menolak tuduhan bahwa kelompoknya membawa senjata tajam. Sedangkan Guntur menyebut kejadian di depan gedung Pelni bukan bentrokan, melainkan penyerangan. "Kami dilempari batu," katanya. Ia mengaku, Aliansi tak membalas karena di dekat massa Front ada polisi.

Menurut Sultan, insiden itu terjadi karena rombongannya diteriaki seseorang tak dikenal dari arah tempat parkir sambil mengacungkan jari tengah. "Langsung kami kejar," ucapnya. Kala itu, para pendukung Rizieq tersebut sedang menunggu sidang dimulai lagi di pekarangan masjid pengadilan. Massa Front mengejar penantang itu sampai ke luar kompleks pengadilan. Pihak lawan menghujani mereka dengan batu. Terjadilah perang batu. Pengejaran berlangsung sampai ke gedung Pelni sehingga lalu lintas macet.

Polisi memeriksa lima pelaku dari kedua belah pihak. Tapi belum ada yang dijadikan tersangka. "Masih ada yang akan kami periksa," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Herry Wibowo.

Dalam keterangan pers, Aliansi menilai saksi dari pihaknya kurang mendapat perlindungan. Bekas Ketua Umum Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid dalam pernyataan persnya mempertanyakan kesungguhan pemerintah menjaga wibawa hukum. "Penganiayaan ini sudah keterlaluan," tulis bekas presiden ini. JOBPIE S | MUSTAFA SILALAHI | MUHAMMAD NUR ROCHMI | FERY FIRMANSYAH