Wiranto Anggap Bantahan Kalla Tidak Sopan
Jakarta, Pelita--Ketua Umum Partai Hanura yang juga mantan pemenang konvensi partai Golongan Karya (Golkar) merasa tidak puas dengan bantahan yang dilontarkan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, terkait penumpang gelap di partai Golkar.
Pasalnya, bantahan Jusuf Kalla tanpa surat resmi di Istana Wapres pada 7 November lalu dinilai hal yang tidak sopan.
Desakan Wiranto itu sendiri sebagai follow up surat somasi yang dilayangkannya Tim Kuasa Hukumnya yang tergabung dalam Tim Advokasi Perhimpunan Kebangsaan (Tapak) Indonesia pada 5 Oktober 2008 lalu.
Tatkala pemberitaan saya itu (bantahan Kalla) tidak pakai surat resmi, tanpa permisi dan tidak sopan begitu.Bagaimana saya dimata anggota saya, kan saya bisa dianggap tidak konsisten (menerima bantahan Kalla tanpa surat resmi-Red), tandas Wiranto di DPP Partai Hanura, di Jakarta, Selasa (11/11). Turut hadir Sekjen Partai Hanura, Yus Usman Sumanegara.
Wiranto menegaskan, Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Partai harus memberikan klarifikasi secara tertulis dan resmi dalam rangka menjawab somasi yang dilontarkannya dan sekaligus menjelaskan pernyataannya soal penumpang gelap yang dilontarkannya pada acara Rapimnas IV partai Golkar.
Saya inginkan ada suatu klarifikasi untuk membenarkan sesuatu yang tidak benar. Karena itu saya minta somasi saya dijawab secara tertulis dan resmi, serta dibaca khalayak ramai. Itu saja , ujar Wiranto.
Ditanya apakah pihaknya menduga Kalla sengaja tidak memberikan klarifikasi resmi, Wiranto tidak berkomentar. Sebaliknya, pihaknya menghimbau agar menanyakan kepada yang bersangkutan.
Tanyakan kepada pak JK, jangan kepada saya, ujarnya.
Lebih lanjut, Wiranto pun kembali mengungkapkan permasalahan pokok yang menjadi dasar dirinya menyomasi Ketua Umum Partai Berlambang Pohon Beringin tersebut.
Somasi saya berhubungan dengan pernyataan beliau pada Rapimnas IV partai Golkar, yang mana isi pernyataannya menyebutkan antara lain dalam konvensi partai Golkar, pak Wiranto sebagai penumpang gelap yang memenangkan konvensi maka beliau menjadi Capres dari partai Golkar. Setelah tidak terpilih, maka tanpa permisi keluar dari partai Golkar dan mendirikan partai baru. Masih lebih baik pak Prabowo yang kemudian secara sopan mengirimkan surat, paparnya.
Padahal konvensi partai Golkar itu sendiri, kata Wiranto, sudah secara transparan dirancang oleh satu tim panitia yang menerima siapapun untuk ikut konvensi, baik dari luar partai maupun dari dalam partai.
Disamping itu, Wiranto juga mengaku jika keluarnya dari partai berlambang pohon beringin tersebut telah melalui surat resmi yang diterima Sekretariat partai dan dibaca Jusuf Kalla. Surat pengunduran dirinya itupun mendapatkan balasan serta ucapan terima kasih atas partisipasi Wiranto terhadap partai Golkar.
Kalau tidak benar (pernyataannya-Red), tentunya sebelum saya somasi pasti sudah ada recheck dari partai Golkar beberapa bulan lalu.Tapi ternyata setelah sekian bulan tidak ada re-check dari partai Golkar.Itu kan berarti benar adanya, kata
Sementara, tujuan lain pihaknya mensomasi Kalla juga dimaksudkan agar pemimpin politik baik secara formal atau tidak formal agar tidak mengucapkan hal-hal yang dapat mengganggu kebebasan orang lain.
Kebebasan itu boleh tapi jangan sampai mengganggu kebebasan orang lain, ujarnya.
Ditanya apakah pihaknya akan menempuh langkah hukum lainnya jika dalam waktu delapan hari tidak ada jawaban resmi terhadap somasi yang dikirimkannya, Wiranto mengatakan saat ini pihaknya masih menempuh jalur musyawarah dalam menyelesaikan persoalan penumpang gelap yang menyinggung privasinya.
Hal senada dikatakan Sekjen Partai Hanura Yus Usman Sumanegara yang menyatakan Tim Advokasi Tapak Indonesia masih menunggu klarifikasi Jusuf Kalla hingga batas akhir somasi.
Kita lihat saja dalam jangka satu hingga dua hari ke depan. Apakah pak Jusuf Kalla akan memberikan klarifikasi tertulis atau tidak, katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengaku tidak pernah menyebut nama Wiranto sebagai penumpang gelap dalam konvensi calon presiden partai Golkar pada 2004.
Yang jelas itu bukan Pak Wiranto, dan tentu bukan Wiranto.Saya tidak sebut nama, kata Wapres Jusuf Kalla seusai sholat Jumat (7/11).
Sementara, mantan Ketua Umum Akbar Tandjung yang juga diberitakan Pelita (10/11) menyatakan tidak setuju jika ada yang menyebut ada penumpang gelap dalam pelaksanaan konvensi Capres Golkar pada 2004 lalu.Proses konvensi partai Golkar itu dilakukan secara transparan atau terbuka termasuk soal persyaratan calon yang ikut konvensi.
Konvensi itu saya tidak melihat ada sesuatu yang tertutup dan jelas orang-orangnya siapa saja. Waktu mereka ikut konvensi juga ada persyaratannya.Salah satunya, bilamana terpilih harus memberikan andil atau dukungan terhadap perjuangan partai Golkar di pemilu.Jadi tidak ada alasan menyebut penumpang gelap, katanya.(ay)