Agustus 06, 2009

Ferry Mursyidan Baldan Siap Bersaing

PARTAI GOLKAR
Ferry Mursyidan Baldan Siap Bersaing

Kamis, 6 Agustus 2009 | 04:14 WIB

Jakarta, Kompas - Bursa calon Ketua Umum Partai Golkar 2009-2014 akan makin ramai. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Golkar, Ferry Mursyidan Baldan, termasuk yang akan meramaikan perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar.

Kesiapan Ferry untuk bertanding di Munas Golkar itu terungkap saat berbincang-bincang dengan pers di Gedung DPR, Rabu (5/8). ”Kalau ditanya siap, siap,” ucapnya.

Selain Ferry, nama lain yang sudah disebut-sebut akan maju di Munas Golkar untuk memperebutkan kursi ketua umum adalah Aburizal Bakrie, Surya Paloh, dan juga Yuddy Chrisnandi.

Ferry merasa terpanggil untuk ikut meramaikan bursa pemilihan Ketua Umum Partai Golkar karena sekarang ini berkembang pemikiran seolah-olah orang yang memimpin Partai Golkar itu harus orang yang mempunyai banyak uang.

Menurut Ferry, pemimpin yang dibutuhkan Golkar adalah pemimpin yang bisa benar-benar menggerakkan kader Golkar dan juga orang-orang di luar Golkar. Pemimpin itu tidak harus memiliki banyak uang, tetapi yang penting bisa menggerakkan orang untuk meraih kemenangan. Ferry mencontohkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Sementara itu, di Jakarta kemarin, Yuddy Chrisnandi yang juga mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar menyatakan hal senada dengan ucapan Ferry,

”Pendapat yang menyatakan seorang calon Ketua Umum Partai Golkar harus memiliki banyak uang justru merugikan Partai Golkar sendiri. Sebab, Partai Golkar akan terkesan kumpulan kader dan pengurus partai yang haus dengan materi dan uang. Seolah-olah untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar orang harus memiliki banyak uang. Tanpa uang, Partai Golkar mati, tidak bisa hidup,” tandas Yuddy.

Sehari sebelumnya di Palembang, Ketua DPP Partai Golkar Muladi menyatakan, untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar dibutuhkan sosok berpengalaman dan punya banyak uang untuk menopang operasional Partai Golkar (Kompas, 4/8).

Sementara itu. kemarin, sekali lagi penasihat Partai Golongan Karya Sultan Hamengku Buwono X mengemukakan perlunya partai ini untuk mempertimbangkan dirinya sebagai oposisi.

Menjawab pertanyaan wartawan di Yogyakarta, Rabu (5/8), Sultan mengatakan, bila PDI-P mendapat porsi kekuasaan, akan terjadi ketidakseimbangan demokrasi. Maka, Partai Golkar, demikian kata Sultan, dalam rapat pimpinan nasional yang sebentar lagi digelar bisa mempertimbangkan hal itu dengan menempatkan diri sebagai pihak oposisi untuk mengontrol demokrasi. (PRA/HAR/SUT)