Nasional
Tim Kaderisasi PBNU Akan Fasilitasi Pertemuan dengan PMII
Ahad, 23/11/2014 16:00
Berita Terkait
- Cara Berpikir Kader PMII Tetaplah Sejalan dengan NU
- Demo PMII soal Kenaikan BBM Berlangsung di Berbagai Daerah
- Tahlil 7 Hari, Sastrouw Sebut Arif Mudatsir “Transcultural Generation”
- Meski Independen, Publik Tetap Identikan PMII dengan NU
- Agus Sunyoto: PMII Berdiri atas Permintaan Bung Karno kepada NU
- Hanif Dhakiri: PMII, Segera Balik ke NU!
- Bondan Gunawan Dorong PMII Kembali ke NU
- PMII: Arief Mudatsir, Politisi Cendekiawan yang Peduli Kader
- Innalillah, Ketua IKA-PMII Meninggal Dunia
- Pendiri PMII Setuju Organisasi Mahasiswa Islam Ini Kembali ke NU
“Kami belum mendapatkan mandat dari PBNU, jadi sementara tetap konsentrasi melakukan kaderisasi ke berbagai daerah. Kalau sudah ada mandat dari PBNU kami siap memfasilitasi pertemuan dengan PMII dan IKA-PMII,” kata Koordnator Pelaksana Kaderisasi PBNU KH Masyhuri Malik di ruang redaksi NU Online, Jum’at (21/11) kemarin.
Dikatakannya, keputusan Munas-Konbes NU 2014 memberikan batas akhir kepada PMII sampai Muktamar 2015 untuk kembali ke NU merupakan penegasan dari keputusan rapat Pleno PBNU di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta pada awal periode kepengurusan PBNU 2010-2015. Pada Munas awal November 2012 lalu, perwakilan PWNU se-Indonesia telah sepakat menarik PMII menjadi badan otonom NU.
“Sudah banyak alasan yang disampaikan dan telah diketahui oleh para kader PMII. Namun PBNU tetap perlu menyampaikan secara langsung kepada PB PMII, IKA-PMII, atau jika perlu mengudang PKC-PKC (pengurus koordinator cabang) kenapa PMII perlu kembali menjadi badan otonom NU,” kata Masyhuri Malik.
Menurutnya, program kaderisasi NU di tingkat kampus harus bersinergi dengan program kaderisasi tingkatan lainnya dalam struktur keorganisasian NU. “Sudah dipertimbangkan, apakah PMII independen saja atau bergabung lagi secara organisatoris ke NU, dan Munas-Konbes kemarin memutuskan bahwa kalau PMII kembali lagi ke NU akan lebih besar maslahatnya, baik untuk NU dan PMII sendiri,”katanya.
Ditambahkan, tim kaderisasi NU telah melakukan langkah komunikasi yang baik dengan PMII. PB PMII juga telah mengikuti kegiatan Pelatihan Kader Penggerak (PKP) NU di Pusdiklat NU Rengasdenklok, Karawang. Pada satu angkatan bahkan PKP NU diikuti oleh Ketua Umum PB PMII periode lalu dan jajarannya serta perwakilan PKC PMII dari beberapa daerah.
“Sebenarnya sudah sempat ada kesepahaman mengenai pentingnya PMII kembali ke NU. Tapi ya namanya juga anak muda. Kita lihat saja nanti,” kata Kiai Masyhuri.
PMII didirikan pada 1960 yang merupakan kelanjutan jenjang kaderisasi NU di tingkat IPNU. Pada 1972 dalam suasana tekanan politik Orde Baru PMII menyatakan independen dari NU. Berikutnya, pada 1991 setelah NU "Kembali ke Khittah" PMII telah mengumumkan “interdependensi” yang berarti menjadi bagian dari NU tapi tidak terikat secara organisatoris.
Informasi yang diterima NU Online, PBNU telah menyiapkan beberapa langkah kaderisasi NU di tingkat kampus. Hal ini terkait dengan persebaran kader NU di berbagai perguruan tinggi di Indonesia serta semakin banyaknya kampus baru yang didirikan dengan berbadan hukum NU. Pada Muktamar 2015 nanti, jika PMII tetap tidak mau pergabung dengan NU, PBNU bahkan siap mengajukan nama organisasi kemahasiswaan NU baru yang akan disahkan dalam Muktamar NU 2015. (A. Khoirul Anam)