Duta Besar Indonesia untuk Belanda, JE Habibie menjamin pemerintah Belanda tidak ngambek terhadap penundaan keberangkatan Presiden SBY ke negeri kincir angin itu.
“Pemerintah Belanda hanya menyayangkan saja. Tapi tidak mengganggu hubungan antara Belanda dan Indonesia. Hubungannya pasti baik, tidak ada alasan bahwa hubungan kedua negara tidak baik. Jangan karena kunjungan ditunda kemudian hubungan tidak baik. Itu tidak akan terjadi,’’ ujarnya kepada Rakyat Merdeka, yang dihubungi via telepon, kemarin.
Berikut wawancara dengan adik bekas Presiden BJ Habibie itu:
Sebagai Dubes RI untuk Belanda, mengapa Anda tidak meyakinkan Presiden untuk berkunjung ke Belanda?
Siapa bilang saya tidak meyakinkan beliau (Presiden). Saya katakan, silakan datang. Pejabat Beladan bilang akan menjamin keamanan Bapak Presiden tapi di sisi lain mereka juga bilang tak bisa intervensi pengadilan. Sebab, itu melanggar Undang-undang. Tapi diyakini pengadilan akan menolak tuntutan RMS itu. Makanya saya sarankan, please datanglah.
Anda kecewa?
Ini bukan kecewa dan tidak kecewa. Tapi kunjungan ini kan sudah lama direncanakan, tapi kenapa gara-gara RMS yang kecil itu terjadi penundaan keberangkatan Bapak Presiden ke Belanda.
RMS merasa diuntungkan begitu?
Mereka merasa hebat dong. Sebab, bisa membatalkan kunjungan Presiden. Seharusnya tidak perlu begitu.
SBY merasa khawatir ditangkap, ini menyangkut kehormatan bangsa?
Pejabat Belanda terkait di sini sudah menduga bahwa pengadilan akan memutuskan menolak menangkap Presiden SBY.
Tapi tidak ada yang menjamin kan?
Dalam batas-batas saya sebagai Duta Besar RI untuk Belanda, saya sudah berusaha meminta jaminan ke Menteri Kehakiman Belanda, dan menteri-menteri lainnya.
Artinya pejabat itu menjamin pengadilan pasti menolak?
Pejabat di sini merasa yakin tuntutan RMS akan ditolak hakim. Tapi, ketika kita tanya apa garansinya, mereka bilang tidak ada dan tidak mungkin intervensi keputusan hakim. Dan Presiden merasa itu suatu pelecehan.
Bagaimana respons dari pemerintah Belanda terhadap pembatalan ini?
Jangan bilang pembatalan, tapi penundaan. Ya, pemerintah Belanda sangat menyayangkan penundaan kunjungan Presiden SBY itu.
Apa pemerintah Belanda ngambek, sehingga sampai sekarang tidak ada respons terhadap pembatalan ini?
Saya kira tidak seperti itu. Memang Presiden melalui Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa sudah mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Belanda tentang penundaan keberangkatan tersebut.
Jadi, saya kira ini tidak akan mengganggu hubungan antara Belanda dan Indonesia. Hubungannya pasti baik.
Pemerintah Belanda tidak mengakui RMS sejak 1978, tapi kenapa tuntutan mereka disidangkan di sana?
Kan sudah saya bilang tadi, ada imunitas pengadilan. Pemerintah Belanda tidak bisa mengintervensi pengadilan.
Apa benar sih pemerintah Belanda itu tidak mengakui RMS, jangan-jangan ini akal-akalan saja?
Pemerintah Belanda tidak mengakui RMS secara organisasi. Tapi masih ada yang mengimpikan berusaha memberikan momentum yang seolah-olah RMS ada.
Padahal sebenarnya bagaimana?
Saya rasa tidak ada pengaruh apa-apa sebenarnya. Makanya saya heran, kok mereka minta kepada pemerintah Belanda untuk menangkap Bapak Presiden. Apa haknya RMS menangkap Presiden.
Mereka menilai ada perlakuan tidak semena-mena dari pemerintah?
Itu kan hanya pendapat segelintir manusia yang membuat onar saja. Saya sendiri sudah banyak masuk ke daerah kantong-kantong orang Maluku, tidak ada masalah. Sudah beberapa kali saya gelar kesenian Pattimura dan diterima oleh mereka dengan baik.
Tapi RMS masih ada kan yang sekarang digerakkan oleh John Wattilete?
John Wattilete pernah mengatakan, dia sebagai Presiden Maluku Selatan mau bicara dan berunding sama pemerintah Malaysia. Saya bilang, bagi Indonesia, RMS sudah tidak ada dan sudah ditumpas. Dan saya tidak mau bicara sama dia.
Sebenarnya berapa orang sih anggota RMS di Belanda?
Saya tidak bisa kasih tahu. Yang jelas, kalau dulu ada 40.000 orang Maluku di sini (Belanda). Tapi setengahnya sudah pro Indonesia, dan setengah lagi masih RMS.
O ya, apakah pemerintah Belanda berniat meyakinkan Presiden SBY agar berkunjung ke Belanda?
Saya belum tahu. Sebab, masih terlalu pagi untuk membicarakan hal tersebut. [RM]