Juni 09, 2013

Rako Prijanto Sutradara Film Sang Kyai Asli Indonesia

Sebagai seorang sutradara berpengalaman, Rako Prijanto ternyata masih mengalami kesulitan untuk mengetahui produk asli Indonesia. Namun siapa yang menduga, dari pertanyaannya tersebut ia justru menemukan ide untuk membuat film mengenai sesuatu yang lahir dari Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, sosok yang ingin diangkatnya ke layar lebar adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yaitu KH. Hasyim Asy'ari.

Rako berniat untuk mengangkat sosok KH. Hasyim Asy'ari ke layar lebar di bawah naungan rumah produksi Rapi Films pada periode menjelang kemerdekaan yaitu 1942-1947. Seperti diketahui, film perjuangan bukanlah hal yang baru karena sebelumnya sudah ada Merah Putih (2009), Darah Garuda (2010), Hati Merdeka (2011), dan Soegija (2012). Namun sutradara kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 4 Mei 1973 ini menegaskan kalau Sang Kyai bukanlah film perang.

Apa alasan Rako membuat film Sang Kyai? dan mengapa dia tertarik untuk mengangkat kisah KH. Hasyim Asy'ari? Berikut adalah bincang-bincang Cinema 21 dengan Rako Prijanto saat ditemui di Gedung Juang 45, Menteng, Jakarta Pusat.

Bagaimana awalnya Anda bisa ditunjuk untuk menyutradarai film Sang Kyai?
"Idenya memang dari saya. Sebagai sutradara, saya suka bertanya sendiri mengenai apa yang asli di Indonesia. Kadang kalau abis pulang dari luar negeri terus sampai Cengkareng, pertanyaan itu mulai datang kembali. Pada suatu ketika saya menukan tulisan Google yang bertajuk 'menjadi Nahdlatul Ulama (NU) menjadi Indonesia'. Darisana saya coba pahami karakter ulama NU dan merucut ke sosok KH. Hasyim Asy'ari. Mulai darisitu saya coba aplikasikan dan tulis dalam bentuk kreasi serta tawarakan ke pihak Rapi Films, Insya Allah diterima"

Apakah sebelumnya Anda sempat terfikir sosok lain selain KH. Hasyim Asy'ari?
"Nggak sih. Karena memang sejak awal merucutnya ke sosok beliau"

KH. Hasyim Asy'ari bukanlah sosok yang sembarangan, apa Anda nggak merasa terbebani dengan nama besar beliau?
"Pastinya beban ini terasa berat apalagi kita belum syuting dan banyak pihak yang sangat berharap kalau film ini memiliki hasil yang maksimal. KH. Hasyim Asy'ari bukan saja milik NU tapi milik bangsa dan mereka semua mengidolakannya, makanya bebannya sangatlah berat"

Persoalan beban tentunya sudah Anda pikirkan sebelumnya, bagaimana solusinya agar film Sang Kyai bisa sesuai dengan harapan orang banyak?
"Saya bukanlah orang yang hidup dari lingkungan pesantren, makanya persiapan saya sangatlah lama untuk menyelami kultur itu"

Bagaimana cara Anda untuk menyelami kultur tersebut?
"Ya saya bertemu dengan Kyai Sepuh dan keluarga beliau. Alhamdulilahnya mereka juga turut membantu mengajukan izin ke pihak PBNU demi terlaksananya film Sang Kyai ini"

Sejak kapan Anda mulai melakukan riset tentang KH. Hasyim Asy'ari?
"Saya melakukan riset sejak tahun 2010. Saya menggunakan literatur bacaan skiripsi dari beberapa orang karena itu sudah terbukti secara akademis dan bisa dipertanggung jawabkan. Tentunya hal itu belum cukup untuk bisa meresapi unsur pesantren, makanya saya harus ketemu dengan sesepuh pesantren dan mencoba menyelaminya"

Film perjuangan kan bukan suatu hal yang baru, apa yang membedakan Sang Kyai dengan film perjuangan lainnya?
"Pada intinya film ini mengangkat unsur spiritual religius terutama Islam, yang berpengaruh untuk memperjuangkan dan pertahankan kemerdekaan. Kenyataanya dulu kita memang bersenjatakan bambu runcing dan batu untuk melawan penjajah yang menggunakan senjata mesin. Mereka sadar itu nggak cukup dan punya rasa takut, tapi secara mental jihad dan meneriakkan Allahu Akbar mereka jadi lebih berani. Menurut saya unsur itulah yang belum tergarap. Ini bukanlah film perang, karena didalamnya perang itu hanya 15 persen aja"

Karena ini menceritakan di masa penjajahan Jepang apakah Anda juga akan menggunakan aktor Jepang asli?
"Iya, karena kalau tidak nanti bisa susah dialognya. Ada sekitar 5 sampai 6 orang yang berdialog. kalau tentaranya kuta bisa minta bantuan dan kerjasama dengan mahasiswa daerah"

Apakah film Sang Kyai nanti bisa dinikmati oleh pemeluk Agama selain Islam?
"Tentu aja bisa karena film ini nggak digarap segmented. Film ini mengisahkan tentang perjuangan untuk bangsa jadi semuanya bersatu"

Apa yang ingin Anda sampaikan di film Sang Kyai dan seberapa penting publik harus melihat film Anda?
"Pesannya adalah perjuangan spiritual sangat mempengaruhi keutuhan negeri ini. Buat saya film ini penting sekali, kepribadian KH. Hasyim Asy'ari bisa jadi referensi dan teladan"